Prinsip-prinsip Pembelajaran
 Bahasa Inggris Untuk Anak

Suharno

Banyak diantara guru-guru sekolah dasar yang saya temui di Universitas Terbuka misalnya adalah guru yang mengajar bahasa Inggris disekolahnya walaupun bukan guru bahasa Inggris. Mereka hanya ditugasi kepala sekolah atau sekedar seneng. Mereka tidak tahu bagaimana mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak didiknya di sekolah dasar. Karena itu saya tergerak untuk menulis prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris untuk anak. Tulisan ini menyajikan sedikit saja dari apa yang sebenarnya harus diketahui oleh guru bahasa Inggris untuk anak. Meski demikian mudah-mudahan tulisan ini sedikit banyak akan bermanfaat bagi mereka sehingga bisa lebih baik dalam mengemban amanah dari sekolah dan orang tua siswa. 

 Anak memiliki dunia tersendiri yang jauh berbeda dengan dunia orang dewasa. Perbedaan ini terutama terletak pada perhatian anak yang bertolak belakang dengan orang dewasa terhadap bentuk bahasa. Apabila orang dewasa sangat perduli dengan bentuk bahasa(language form) sehingga ini sering menjadi hambatan dalam petualangannya memeroleh bahasa asing, sedangkan anak spontan saja berbicara tanpa memikirkan apakah tata bahasanya benar atau salah. Karena itu dalam hal ini anak biasanya lebih unggul dari orang dewasa. Anak-anak tidak mendapatkan hambatan psikologis yang berarti dalam mengungkapkan apa yang mereka mau dalam bahasa sasaran. Seorang guru bahasa Inggris atau asing lainnya, wajib memahami ini, tidak boleh kepincut untuk mengajari bentuk bahasa kepada anak-anak dengan cara yang eksplisit, bersabar dulu! Mengapa saya menekankan ini karena dilapangan, guru bahasa asing/Inggris sering tidak bisa menahan hasratnya untuk membahas grammar.

Anak punya cara dan pilihan-pilihan tersendiri  dalam belajar. Seorang guru harus bisa mengenali preferensi belajar murid-muridnya. Seorang guru tidak bisa memaksakan belajar harus seperti ini dan itu, apalagi disamakan dengan cara orang dewasa.

Anak belajar dengan bermain. Anak belajar dari aktivitas-activitas fisik yang mereka alami, karena itu cara mengajar bahasa terhadap anak adalah dengan mengajaknya bermain dan bergerak dimana bahasa target menjadi mediumnya. Dengan memasukan ekspresi-expresi bahasa target ketika bermain yang dilakukan berulang-ulang, anak pada akhirnya akan memeroleh ekpresi-ekpresi bahasa target, dan akan terinternalisasi menjadi skill berbahasa. ​ 

Penting untuk benar-benar dipahami oleh guru bahasa Ingris untuk anak yaitu keterbatasan lamanya atensi dan konsentrasi mereka kecuali mereka betul-betul terlibat dalam aktivitas belajarnya. Mereka cenderung akan cepat bosan, dan kehilangan minat setelah sepuluh menit atau lebih. Karakter belajar seperti ini mengharuskan guru menyiapkan aktivits-aktivitas belajar yang beragam dan melibatkan fisik. Mereka tidak boleh diam, tetapi melakukan aktivitas belajar seperti permainan yang berganti setiap jangka waktu yang tak lama. Namun demikian, walaupun permainannya berbeda bedaskill focusnya harus tetap sama. Cara belajar seperti ini akan membuat mereka terbebas dari rasa bosan dan kehilangan konsentrasi. Selain itu, skill bahasa target dapat terinternalisasi.

Motivasi belajar anak biasanya untuk memenuhi keinginan atau tujuan yang segera (immediate interest), karena itu aktivitas belajar harus dirancang sebisa mungkin untuk memenuhi keinginan jangka pendek ini.

Pajanan atau exposure adalah kunci dalam pembelajaran bahasa asing. Exposure dalam pembelajaran bahasa asing diartikan bahwa guru memberikan ruang yang sebesar-

Image from Freepik

besarnya terhadap anak untuk sebanyak-banyaknya menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa sasaran. Sebenarnya, dengan tidak belajar secara formal sekalipun, anak akan bisa menggunakan  bahasa asing seandainya mereka dikondisikan sebanyak mungkin menyimak, membaca, berbicara, dan menulis dengan bahasa asing itu. kesulitan mendapatkan exposure yang cukup membuat anak Indonesia sulit menguasai bahasa Inggris, karena memang bahasa ini di negeri kita berstatus EFL (English as Foreign Language) atau masih sebagai bahasa asing. Bahasa Inggris hanya dipakai (sering juga tidak dipakai) di dalam kelas dimana bahasa itu sedang diajarkan. Setelah keluar kelas, tidak ada lagi yang berbicara bahasa Inggris. Karena itu, guru bahasa asing harus memberikian exposure yang maksimal.

 Anak belajar secara alami. Sebagai bagian dari perkembangan, anak selalu aktif mengeksplorasi lingkungan dan belajar dari sini. Anak akan terus mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dari yang ditemuinya dari lingkungan. Dari pengalaman ini, anak akan mampu mngkontruksi pemahaman bagaimana sesuatu bekerja, termasuk bahasa yang mereka gunakan baik sebagai sistem maupun alat berkomunikasi. Karena itu, tanpa pernah belajar grammar sekalipun,  anak yang berada di rumah dengan orang tua yang menggunakan bahasa Inggris yang gramatik, akan mampu menggunakan bahasa ini dengan tata bahasa yang benar pula.

Anak banyak mengenal literacy sebelum masuk sekolah. Ketika berjalan-jalan ke kota dan melewati outlet-outlet rumah makan cepat saji, anak bisa menunjuk papan reklame seraya berkata, "KFC, Mc. D, Hoka Hoka Bento, Ampera, " dll, meskipun belum bisa membaca. Artinya anak dapat belajar dari simbol-simbol yang mereka temui. Karena itu, bawalah simbol-simbol yang sering ditemui anak ke ruang kelas dan ajaklah anak berbicara dengan simbol-simbol itu ketika mulai belajar bahasa asing.

Setiap anak dapat belajar dengan kecepatan masing-masing yang berbeda asalkan ada exposure, dan dukungan terhadap apa yang mereka pelajari.Guru harus mengenali kecepatan belajar siswanya, selagi anak masih diberikan ruang yang cukup untuk menyimak, membaca, berbicara, dan menulis dalam bahasa target, mereka tetap akan bisa belajar dari yang dialaminya
.
Anak akan belajar dengan hasil terbaik ketika belajar itu menyeluruh, bermakna, menarik dan fungsional. Menyeluruh artinya tidak terpotong-potong. Misalnya ketika belajar tentang pohon, tidak menganggap pohon sebagai bagian-bagian dari akar, dahan, daun, dsb, tapi harus melihat pohon itu sebagai sesuatu yang utuh. Belajar harus juga bermakna. Apa yang dilakukan dikelas haruslah apa yang ada dan dialami dalam kehidupan mereka, kecuali cerita-cerita yang membangun daya imaginasi mereka.  Menarik bisa karena dua hal; bahan ajar yang disajikan dan cara mengajarkannya ke siswa. Bahan yang biasa bisa dibawakan dengan cara yang menarik apabila ada di tangan guru yang berkemampuan dan kreatif. Fungsional artinya apa yang mereka lakukan dikelas dengan bahasa Inggris yang memang bisa dipakai dalam kehidupan sosial yang sebenarnya.